2.07.2009

Bijaksana dalam Melarang

Banyaknya larangan, batasan, aturan yang diberikan orangtua ke anak akan menghambat perkembangannya.

Kalimat sejenis ini dapat Anda jumpai dalam berbagai artikel-artikel tentang pengasuhan anak. Saya yakin, para penulis artikel tersebut tidak bermaksud untuk menghalangi para orangtua dalam melarang atau memberi aturan kepada anak-anaknya. Mereka hanya ingin menyampaikan atau menghimbau supaya kita, para orangtua, tidak ‘asal’ ucap dalam melarang anak-anaknya.
Mungkin tanpa kita sadari, saat melarang atau membatasi anak, saat mereka melakukan sesuatu, kita terjebak dalam kebiasaan yang sudah terjadi dari generasi ke generasi. Sehingga apa yang kita ucapkan hanyalah buah dari suatu kebiasaan, tanpa ada suatu alasan yang mendasarinya dan tanpa memperhitungkan konsekuensi atau dampak larangan tersebut pada anak kita.
Memang bukan suatu hal yang mudah untuk keluar dari suatu kebiasaan, namun bukan berarti tidak mungkin. Dibutuhkan kesadaran untuk merubah kebiasaan yang sudah terjadi secara turun temurun. ‘Sadar’ yang saya maksud adalah sadar dalam berkata-kata. Apa yang akan kita ucapkan dan apa konsekuensinya harus diketahui dahulu sebelum kata-kata disampaikan kepada anak kita.
Ada beberapa kiat yang mungkin bisa dijadikan acuan dalam melarang atau memberi batasan kepada anak:



Banyaknya larangan, batasan, aturan yang diberikan orangtua ke anak akan menghambat perkembangannya.
Kalimat sejenis ini dapat Anda jumpai dalam berbagai artikel-artikel tentang pengasuhan anak. Saya yakin, para penulis artikel tersebut tidak bermaksud untuk menghalangi para orangtua dalam melarang atau memberi aturan kepada anak-anaknya. Mereka hanya ingin menyampaikan atau menghimbau supaya kita, para orangtua, tidak ‘asal’ ucap dalam melarang anak-anaknya.
Mungkin tanpa kita sadari, saat melarang atau membatasi anak, saat mereka melakukan sesuatu, kita terjebak dalam kebiasaan yang sudah terjadi dari generasi ke generasi. Sehingga apa yang kita ucapkan hanyalah buah dari suatu kebiasaan, tanpa ada suatu alasan yang mendasarinya dan tanpa memperhitungkan konsekuensi atau dampak larangan tersebut pada anak kita.

Memang bukan suatu hal yang mudah untuk keluar dari suatu kebiasaan, namun bukan berarti tidak mungkin. Dibutuhkan kesadaran untuk merubah kebiasaan yang sudah terjadi secara turun temurun. ‘Sadar’ yang saya maksud adalah sadar dalam berkata-kata. Apa yang akan kita ucapkan dan apa konsekuensinya harus diketahui dahulu sebelum kata-kata disampaikan kepada anak kita.

Ada beberapa kiat yang mungkin bisa dijadikan acuan dalam melarang atau memberi batasan kepada anak:

1. Anda tentukan sendiri mana larangan yang berkaitan erat dengan nilai-nilai keluarga dengan yang bukan.
Ada hal-hal yang ‘tidak bisa ditawar’ yang berkaitan dengan nilai keluarga, seperti kejujuran, menghargai privasi orang lain, menepati janji dll. Dan bisa jadi setiap keluarga punya nilai yang berbeda. Dalam hal ini Anda harus tegas dalam melarang. Misalnya, melarang anak untuk tidak mengambil barang yang bukan miliknya tanpa ijin pemiliknya, melarang anak berbicara bohong dll.

2. Tanyakan kepada diri Anda mengapa anda melarang anak Anda saat mereka melakukan sesuatu. “Mengapa saya melarangnya?” Kemukakan alasan Anda kepada mereka, bukan ketakutan Anda!.
Misalnya, Jika Anda melihat anak Anda berdiri/memanjat kursi, biasanya kalimat yang keluar adalah, “Turun, nanti kamu jatuh!”, kalimat ini bukanlah mengemukakan alasan Anda, tapi mengemukakan ketakutan Anda.
Kalimat yang mengemukakan alasan misalnya, “Kursi ini tidak dinaiki, karena kaki-kakinya tidak sama panjangnya sehingga tidak stabil berdirinya” atau “Kursi ini sudah tua, tidak kuat menyangga badanmu”.

3. Jika memang Anda takut terjadi sesuatu pada anak Anda saat dia melakukan sesuatu, sebelum Anda melarangnya, dampingi dengan lebih dekat. Lihat, perhatikan dan awasi apa yang sedang ia kerjakan, bagaimana cara dia mengerjakan, apa alat yang digunakan, apakah membahayakan anak atau tidak. Jika anda merasa itu sudah membahayakan anak, segera beritahu dan tunjukkan apa bahayanya.
Misalnya, saat anak bermain gunting, berikan gunting khusus untuk anak, perhatikan benar bagaimana dia mengunting. Saat dia ingin ikut memotong sayuran, berikan pisau yang tidak terlalu tajam, seperti pisau roti.

4. Konsisten dan konsekuen dengan larangan Anda.
Itulah gunanya Anda harus sadar dengan apa yang diucapkan, karena jika tidak, bisa jadi Anda melakukan hal-hal yang dilarang. Dan hal itu berakibat kurang baik bagi perkembangan anak Anda apabila dia mengetahui orangtuanya tidak konsisten dan konsekuen dengan ucapannya. Misalnya, Anda melarang anak berbohong, tapi di suatu waktu Anda menyuruh anak Anda berbohong.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

Menjadi Orang Tua Super © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO