Kapan Perlu Obat Penurun Panas?
JAKARTA, KOMPAS.com - Tak perlu panik berlebihan bila suhu tubuh si kecil panas atau demam. Sesungguhnya, demam adalah respon tubuh terhadap infeksi. Itu sebabnya orangtua tidak disarankan terlalu gampang memberikan obat penurun panas bila suhu tubuh anak naik.
"Saat anak demam, idealnya memang diketahui dulu penyebabnya, virus atau bakteri. Kalau disebabkan oleh virus, 80 persen akan sembuh dengan sendirinya dan hanya 20 persen yang membutuhkan perawatan," kata dr.Kiki Madiapermana Samsi, Sp.A, dari Kemang Medical Center Jakarta, dalam diskusi bersama media di Jakarta, Selasa (30/3/2010) .
Pemberian obat penurun panas sebaiknya di berikan bila suhu tubuh anak mencapai 39 derajat celsius. "Kalau baru 37,5 derajat sebaiknya tahan dulu. Masalahnya pemberian obat penurun panas itu ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi ia menurunkan suhu tubuh tapi di sisi lain bila sering-sering diberikan bisa merusak hati, padahal ini obat yang standar," tambah dr.Kiki.
Dia menambahkan, penundaan pemberian obat penurun panas dimaksudkan agar dokter bisa melihat pola sakitnya. "Kalau baru 37,5 sudah dikasih obat bagaimana dokter bisa mendeteksi polanya," tambahnya.
Kapan perlu ke dokter? "Bila orangtua merasa panik dan merasa perlu membawa anaknya ke dokter silakan saja, tapi sebaiknya jangan minta obat kalau hari itu belum perlu obat, jangan memaksa untuk periksa lab kalau baru dua hari demam," ujar Kiki.
Akan tetapi, biasanya dokter memberikan obat untuk para orangtua yang panik tersebut. "Daripada membeli obat dengan dosis tak terkontrol, mending di kasih obat antibiotik dosis rendah, jadi meski penyebabnya virus tak akan berbahaya," paparnya.
Untuk mengurangi demam anak, orangtua bisa mengompres anak dengan air hangat serta sering-sering memberinya minum. Masuknya cairan yang banyak lalu dikeluarkan lagi dalam bentuk urin, merupakan salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh.
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar