Mengajak Anak Mimpi
Seorang anak laki-laki, Ronald, memiliki guru Bahasa Inggris yang hanya menilai karangannya berdasarkan tata bahasa dan ejaannya saja. Namun, Bapak B.J. Frazer, guru Bahasa Inggris Ronald di sekolah yang baru, mengumumkan bahwa isi karangan juga akan dinilai, bahkan Bapak Frazer mengembangkan metode pengajarannya dengan menghidupkan sesi drama dalam kelasnya. Sang guru dengan semangat menantang murid-muridnya untuk membuat tulisan / karangan yang berakar pada ide/topik yang beragam bahkan murid dibiasakan untuk menganalisa karakter yang mereka kisahkan/perankan dalam sesi drama. Menghayati peran yang bagus tidak hanya sekedar menghafalkan dialog dan tata bahasanya tapi dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang bersifat stimulasi seperti “Apakah arti karakter yang engkau mainkan berdasarkan dialog itu?” telah membuat Ronald berusaha untuk benar-benar mendalami karakter dalam karangannya agar mampu mengetahui motivasinya. Ronald tak hanya belajar Bahasa Inggris tapi langsung mencoba untuk mengerti apa yang dirasakan peran tersebut dengan mencoba menempatkan dirinya dalam karakter itu. Skala penilaian yang baru memicu imajinasi Ronald.
Terkesan dengan kepolosan Ronald yang menyegarkan, Bapak Frazer seringkali memilihnya untuk membacakan karangan kreatifnya di depan kelas. Teman-temannya kagum dan tertawa melihat Ronald membacanya di depan kelas sekelasnya. Ronald dengan sengaja mulai memasukkan unsur hiburan ke dalam tulisannya sampai suatu saat dia sukses dalam audisi untuk sebuah drama yang disutradarai oleh Bapak Frazer.
Pengalaman unik ketika bersekolah, meninggalkan kesan mendalam di dalam dirinya. Kesan ini yang mengantarkannya ke gerbang Warner Brothers di Burbank, California ketika menginjak usia 29 tahun. Saat Ronald gugup menghadapi casting film pertamanya, ia teringat pengalamannya di sekolah dulu. Keinginannya untuk membuat Bapak Frazer bangga merupakan satu-satunya obat terampuh mengusir kecemasan casting pertamanya. Ronald kemudian membintangi lebih dari 50 film bahkan dia terpilih menjadi Presiden Screen Actors Guild.
Ada 1 peristiwa yang ternyata tak hanya membuat Ronald menjadi aktor yang cukup disegani dalam dunia perfilman, tapi juga membuat publik Amerika mendukungnya untuk berkiprah dalam dunia politik. Peristiwa itu terjadi saat Ronald berbicara dengan penuh semangat atas nama seorang kandidat nasional yang didukungnya,”Engkau dan saya punya kesamaan nasib. Kita dapat menyiapkan anak-anak kita untuk hal-hal seperti : harapan terbaik, mimpi terindah atau kita dapat mengarahkan mereka untuk melangkahkan kaki ke dalam kegelapan selama beribu-ribu tahun”.
Bapak Frazer mungkin tidak pernah membayangkan pengaruh dari apa yang telah dia berikan dalam kelasnya terhadap murid-muridnya. Dia juga tidak pernah membayangkan Ronald akan menggunakan banyak cara dalam proses belajarnya yang mencakup tak hanya dari segi akademik saja,”Proses yang dikenal dengan nama empati bukanlah sebuah latihan yang buruk untuk orang yang berkecimpung di dalam dunia politik (atau untuk profesi lain),” Ronald menggambarkan,”Dengan mengembangkan kemampuan untuk menempatkan diri sendiri di posisi orang lain, akan membantu anda dalam menjalin hubungan yang lebih baik terhadap sesama dan mengerti mengapa mereka berpikir seperti yang mereka pikirkan, meskipun mereka berasal dari latar belakang yang cukup berbeda dari anda”. Ronald tak hanya telah berhasil membawa Amerika keluar dari kehancuran ekonomi, namun visi, karakter dan rasa optimisnya menginspirasi sifat dan patriotisme warga Amerika Serikat menjadi lebih tinggi. Ronald menantang warganya untuk berpikir sehingga jendela-jendela mimpi tiap-tiap individu terbuka.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda mengajarkan anak-anak Anda untuk bermimpi?
By Ariesandi S.,CHt
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar