POLA RELASI ORANG TUA VS ANAK
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh terhadap kecerdasan emosional ditinjau dari pola hubungan hubungan interpersonal. (0.000<0.05). Lalu, pola hubungan seperti apa yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional? Kami melakukan identifikasi pola relasi Orang Tua – Anak dengan menggunakan acuan dasar teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relationships Orientation) yang kami olah ulang dengan menggunakan Analisis Faktor.
EMPAT POLA RELASI ORANG TUA -ANAK
Hasil perhitungan Analisis faktor terhadap teori FIRO ditemukan empat tipe Pola Relasi Orang Tua – Anak. Seperti apa ciri empat pola tersebut? Simak berikut ini:i
a. Equal Relationship
Dalam Equal Relationship, orang tua memperlakukan anak bukan sebagai individu yang kedudukannya lebih rendah melainkan sebagai individu yang setara. Dengan demikian, seorang anak mempunyai lebih banyak kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap segala perilakunya, termasuk dalam hal mengendalikan emosi. Di sini anak belajar dari pengalaman berinteraksi dengan orang tuanya bahwa selama ini ia diberi kesempatan untuk bersaing ataupun bekerjasama dengan orang tuanya pada situasi tertentu sehingga ia akan belajar mengenali kelebihan dan kekurangannya sekaligus belajar untuk mengendalikan emosinya. Melalui proses belajar dari pengalaman sendiri, tanpa terlalu didominasi maupun terlalu didukung, maka seorang anak akan menjadi lebih matang secara emosional.
Sejalan dengan pendapat penulis, Damon mengatakan bahwa dalam pola hubungan interpersonal Equal Relationship, anak diberi pemahaman tentang perilaku baik dan buruk melalui pertanggungjawaban yang harus diberikan atas setiap perilakunya, anak memperoleh dukungan yang sesuai dari orang tuanya sehingga ia akan mempu memngembangkan kepedulian dan perhatian terhadap orang lain. Selain itu anak juga merasakan reaksi emosi negatif dari pengalaman pribadi mereka sehingga kecerdasan emosional mereka akan semakin berkembang.
b. Supportive Parent
Sedangkan pada pola hubungan interpersonal Supportive Parent, orang tua selalu memberikan dukungan dan perhatian pada anak. Dengan pola hubungan interpersonal yang demikian, seorang anak akan memiliki kedekatan secara emosional dengan orang tuanya. Anak tersebut memiliki peluang untuk mampu mengenali dan mengolah emosi dengan baik. Namun kelemahan pola interaksi ini adalah anak tersebut akan kurang memiliki kompetensi dalam hal emosinya karena selama ini dalam menghadapi masa-masa sulit selalu ada orang tua yang mendampinginya.
Dalam pola hubungan interpersonal Supportive Parent, anak selalu mendapat dukungan dari orang tua sehingga mereka akan lebih jarang mengalami reaksi emosi negatif.
c. Dominant Parent
Sedangkan dalam pola hubungan interpersonal Dominant Parent, seorang anak berada dalam kendali orang tuanya. Dengan demikian anak akan merasa dalam keadaan “aman-aman” saja. Kelemahannya adalah setiap keputusan yang diambil harus mendapat persetujuan dari orang tua dan anak tidak diberi kesempatan untuk belajar memahami dan mengolah emosi berdasarkan pengalamannya sendiri sehingga anak tidak belajar bagaimana menerima resiko dan bertanggung jawab atas segala tindakannya.
Dalam pola hubungan interpersonal Dominant Parent, segala sesuatunya sudah dikendalikan oleh orang tua sehingga anak kurang mendapat pemahaman tentang mana perilaku yang baik atau buruk.
d. Distant Relationship
Distant Relationship adalah pola hubungan interpersonal dimana ada jarak antara anak dan orang tua karena tidak ada kepercayaan antara anak dengan orang tuanya. Selain itu, anak merasa bahwa orang tua cenderung memaksakan kehendaknya dan harus dihiindari. Dengan adanya ketidaknyamanan secara emosi ini, akan membuat seorang anak lebih sulit untuk mengenali dan mengolah emosinya dengan baik. Pengalaman yang demikian juga akan membuat seorang anak sulit untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain.
Sedangkan dalam Distant Relationship, anak kurang memperoleh pengkukuhan atas perilaku yang baik ataupun perilaku yang buruk dari orang tua karena adannya jarak dalam hubungan mereka sehingga kecerdasan emosional anak kurang berkembang. Selain itu mereka juga tidak merasa mendapat dukungan dari orang tua dalam masa-masa sulit merek sehingga akan sulit bagi mereka untuk mengembangkan kepedulian dan perhatian pada orang lain.
Seja o primeiro a comentar
Posting Komentar